Lensa pada dasarnya merupakan sebuah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya, tergantung dari
jenis lensa yang digunakan. Dalam kehidupan sehari-hari lensa sering digunakan
dalam kamera, dalam mata juga menggunakan lensa yang berguna sebagai pengumpul
cahaya agar cahaya mampu jatuh tepat di retina mata, ketika seseorang mempunyai
mata yang tidak normal, maka orang tersebut harus menggunakan kacamata yang berlensa
sebagai alat pembantu mereka dalam hal penglihatan.
Lensa dapat dikategorikan menjadi dua
jenis, yaitu lensa positif (cembung) dan lensa negatif (cekung). Masing-masing
lensa mempunyai kekuatan tersendiri untuk
mengumpulkan atau menyebarkan cahaya. Dalam hal ini lensa yang dapat
mengumpulkan cahaya adalah lensa cembung dan lensa yang dapat menyebarkan
cahaya adalah lensa cekung. Dalam lensa mempunyai jarak fous ( titik api ) yang
berbeda-beda, oleh karena itu bayangan yang akan terbentuk pada sebuah lensa
juga berbeda-beda. Kegunaan titik api ini adalah untuk memfokuskan lensa
tersebut, karena ensa memiliki bentuk yang hampir seperti lingkaran maka lensa
mempunyai jari-jari yang berbeda-beda sesuai dengan jarak fokusnya.
Penghitungan jarak fokus dan jari-jari
serta indeks bias pada lensa adalah hal yang penting dilakukan sebelum
menggunakan lensa, karena masing-masing lensa mempunyai jarak fokus dan jari-jari
serta indeks bias tertentu tergantung dari bahan pembuat kaca itu. Indeks bias
sendiri merupakan suatu konstanta yang digunakan untuk mengetahui seberapa
besar sudut biasnya ketika terjadi pembiasan. Oleh karena itu, percobaan ini
dilakukan agar dapat mengetahui besarnya indeks bias, jarak fokus dan jari-jari
pada lensa negatif dan lensa positif.
A. LENSA CEKUNG
Pembiasan Pada Lensa
Cekung
Untuk
dapat melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cekung biasanya digunakan
berkas sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan
seolah-olah datangnya dari titik fokus (F)
Gambar
4. Sinar istimewa lensa negatif tipe (1)
2. Sinar datang menuju fokus akan dibiaskan sejajar sumbu
utama
Gambar
5. Sinar istimewa lensa negatif tipe (2)
3. Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P)
diteruskan.
Gambar 6. Sinar
istimewa lensa negatif tipe (3)
Melukis pembentukan bayangan pada lensa Cekung
Langlah-langkah untuk melukis pembentukan bayangan
pada lensa, mirip seperti pada cermin
lengkung. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
1.
Lukis dua buah sinar
utama (umumnya digunakan sinar (1) dan sinar (3)) .
2.
Sinar selalu datang
dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa.
Perpotongan kedua buah sinar bias yang dibentuk oleh
sinar (1) dan (3) adalah letak bayangan. Jika perpotongan didapat dari
perpanjangan sinar bias, maka bayangan yang terjadi adalah maya dan dilukis
dengan garis putus-putus.
Pada Gambar berikut. ditunjukkan lukisan pembentukan
bayangan untuk berbagai kedudukan benda di depan lensa cekung (benda nyata).
Pada lukisan ini kita menggunakan dua sinar istimewa lensa cekung (sinar (1)
dan sinar (3) ). Tampak bahwa untuk benda yang diletakkan di depan lensa cekung
(benda nyata) selalu dihasilkan bayangan yang memiliki sifat maya, tegak,
diperkecil dan terletak di depan lensa, di antara O dan F1.
Gambar. Bayangan dari benda nyata
di depan lensa cekung
Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan s1 dan
fokus
catatan:
s bertanda (+) jika benda di depan lensa (nyata)
s bertanda (-) jika benda di belakang lensa (maya)
s1 bertanda (+) jika bayangan di belakang lensa (nyata)
s1 bertanda (-) jika bayangan di depan lensa (maya)
f bertanda (+) untuk lensa cembung
f bertanda (-) untuk lensa cekung
s bertanda (-) jika benda di belakang lensa (maya)
s1 bertanda (+) jika bayangan di belakang lensa (nyata)
s1 bertanda (-) jika bayangan di depan lensa (maya)
f bertanda (+) untuk lensa cembung
f bertanda (-) untuk lensa cekung
Perbesaran bayangan pada pemantulan ini berlaku:
Catatan: Bila perbesaran M bertanda negatif (-),
maka bayangan adalah nyata dan terbalik terhadap bendanya. Bila perbesaran M
bertanda positif (+), maka bayangan adalah maya dan tegak terhadap bendanya.
........................................ (Kanginan,
Mulia, & Adjis, 1994)
|
Dasar dari semua kaidah dalam catatan di atas yaitu
tidak lain adalah penggambaran pembentukan bayangan yang mengikuti kaidah Hukum
Snellius.
Sifat-sifat lensa
cekung
Lensa cekung
bersifat menyebarkan sinar. Lensa cekung memiliki sifat-sifat
sebagai berikut :
1.
Sinar-sinar yang
datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa cekung
seolah-olah berasal dari titik fokus.
2.
Sinar-sinar yang
menuju titik fokus dibiaskan oleh lensa cekung sejajar sumbu utama.
3.
Sinar yang melewati
pusat lensa (vertex) tidak akan dibiaskan melainkan diteruskan tanpa
mengalami pembiasan.
Sifat-sifat di atas
berlaku hanya bagi lensa tipis dan sinar-sinar merupakan sinar
paralax.
Gambar
1. Sinar-sinar sejajar sumbu utama dibiaskan lensa cekung seolah-olah berasal
dari titik fokus.
Gambar
2. Sinar-sinar yang menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
Gambar
3. Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) diteruskan tanpa dibiaskan.
|
B.
LENSA CEMBUNG
Pembiasan Pada Lensa
Cembung
Untuk
dapat melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cembung biasanya digunakan
berkas sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
a) Sinar-sinar istimewa untuk lensa tipis konvergen
(lensa positif), yaitu:
1.1 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan ke
titik fokus
Gambar 1. Sinar istimewa
lensa positif tipe (1)
1.2 Sinar datang menuju fokus akan dibiaskan sejajar sumbu
utama
Gambar 2. Sinar istimewa lensa positif tipe (2)
1.3 Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P)
diteruskan
Gambar 3. Sinar istimewa
lensa positif tipe (3)
Sumber: anonim. 2009. Optika
Geometri.
Sifat-sifat lensa cembung
Lensa
cembung bersifat mengumpulkan sinar . Lensa cembung
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Sinar-sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama
akan dibiaskan oleh lensa cembung melewati titik fokus.
2. Sinar-sinar yang datang dari titik fokus dibiaskan
sejajar dengan sumbu utama.
3. Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) tidak akan
dibiaskan melainkan diteruskan tanpa mengalami pembiasan.
Sifat-sifat
di atas berlaku hanya untuk lensa tipis dan sinar-sinar
merupakan sinar paralax .Perhatikan
gambar-gambar di bawah ini:
Gambar 1. Sinar-sinar sejajar sumbu utama
dibiaskan lensa cembung melewati titik fokus
Gambar 2. Sinar-sinar yang berasal dari titik
fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama
Gambar 3. Sinar yang melewati pusat lensa
(vertex) akan diteruskan tanpa dibiaskan
Sumber:
http://www.e-dukasi.net
Letak
bayangan benda akibat proses refraksi pada lensa
Perhitungan
letak bayangan pada lensa dan cermin akan mengikuti:
di
mana:
S adalah
jarak objek / benda dari lensa / cermin
S' adalah
jarak bayangan benda dari lensa / cermin
f adalah
jarak fokus = R / 2.
Rumus
perhitungan untuk perbesaran bayangan, M:
M = -
S'/S = f/f-S ;
Di mana
tanda negatif menyatakan objek yang terbalik (objek yang berdiri tegak memakai
tanda positif).
Hukum
Snellius juga disebut Hukum pembiasan atau hukum sinus dikemukakan
oleh Willebrord Snellius pada tahun 1621 sebagai rasio yang terjadi akibat prinsip
Fermat. Pada tahun 1637, René
Descartes secara terpisah menggunakan heuristic momentum conservation in terms of Sines dalam
tulisannya Discourse on Method untuk
menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan memiliki kecepatan yang lebih
tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang
yang timbul akibat terusiknya plenum , substansi kontinu yang
membentuk alam semesta.
Pembiasan Cahaya Pada Lensa
Apabila lensa tebal hanya memiliki sebuah permukaan, maka lensa tipis memiliki dua buah permukaan dan tebal lensa dianggap nol. Lensa tipis merupakan benda tembus cahaya yang terdiri dari dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.
Apabila lensa tebal hanya memiliki sebuah permukaan, maka lensa tipis memiliki dua buah permukaan dan tebal lensa dianggap nol. Lensa tipis merupakan benda tembus cahaya yang terdiri dari dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.
Lensa
Cembung (Lensa Positif)
Tiga
sinar istimewa pada lensa Cembung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan
melalui titik fokus aktif F1
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan
sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan
tanpa pembiasan
Lensa cekung (lensa negatif)
Tiga
sinar istimewa pada lensa cekung
4. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan
seakan-akan berasal dari titik fokus aktif F1
5. Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif F2
dibiaskan sejajar sumbu utama
6. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan
tanpa pembiasan
Rumus Lensa Tipis
Keterangan:
So = jarak benda (m)Si = jarak bayangan (m)
f = jarak fokus (m)
M = perbesaran linier bayangan
P = Kuat lensa (dioptri)
1) Rumus-rumus di atas dipergunakan dengan perjanjian
sebagai berikut.
Jarak fokus lensa senilai:
Jarak fokus lensa senilai:
a. positif untuk lensa cembung, karena lensa cembung
bersifat mengumpulkan cahaya.
2) negatif untuk lensa cekung. karena lensa cekung
bersifat menyebarkan cahaya.
Untuk benda dan bayangan nyata, nilai So, Si, ho dan hi senilai positif.
Untuk benda dan bayangan nyata, nilai So, Si, ho dan hi senilai positif.
3) Untuk benda dan bayangan maya, nilai So, Si, ho dan hi
senilai negatif.
4) Untuk perbesaran bayangan maya dan tegak, nilai M
positif .
5) Untuk perbesaran bayangan nyata dan terbalik, nilai M
negatif.
Persamaan Lensa Tipis
Keterangan:
f = jarak fokus (m)
n1 = indeks bias medium sekitar lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan 1
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan 2
R1 dan R2 ditandai positif jika cembung
R1 dan R2 ditandai negatif jika cekung
f = jarak fokus (m)
n1 = indeks bias medium sekitar lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan 1
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan 2
R1 dan R2 ditandai positif jika cembung
R1 dan R2 ditandai negatif jika cekung
Sumber: anonim, 2010. Pembiasan cahaya pada lensa.
daftar pustaka:
ceria, tim fisika. 2010. Pembiasan cahaya pada lensa. Online : http://www.fisika-ceria.com/pembiasan-cahaya-pada-lensa.html
diakses tanggal 1 januari 2012
hasto. 2011. Pembiasan lensa cekung (negatif). Online : http://fisiasemesta.blogspot.com
diakses tanggal 1 Januari 2012
pedrotti,
L. Frank .1993. introduction to optics.
United state of America : Prentice-Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar